Jumat, 25 Januari 2013

Piodalan BHATARA HYANG GURU, Penguasa Manuasia

Sehari setelah perayaan Tumpek Landep tepatnya REDITE (Minggu) Umanis wuku Ukir maka Hindu melaksanakan Pemujaan kehadapan Idha Bhatara Hyang Guru., Tuhan Yang Maha Esa Penguasa manusia. Sebagai penguasa manusia beliau dstanakan di Sanggar Kemulan (pamrajan). Kepada beliaulah manusia memohon tuntunan, bimbingan, arahan, memohon restu atas segala tindakan perbuatan manusia, sehingga apa yang dilakukan manusia atas dasar kehendak beliau Tuhan Yang Maha Esa.

Rupanya manusia setelah dianugerahi ilmu pengetahwan, kemakmuran serta kejayaan tidak lantas lupa, sehingga tidak sia sia ilmu pengetahwan , kemakmuran serta kejayaan yang diperoleh. Atau bila manusia masih dalam diliputi kegelapan, dekatlah dan mohon selalu kepada beliau Bhatara Hyang Guru sehinnga terbuka jalan terang, berkat bimbingan dan tuntunan beliau selalu segala sesuatu menjadi mudah, jawaban dari persoalan ditemukan . Bila manusia telah melenceng maka beliau  menegur selalu. mengasihi manusia selalu.

Selasa, 22 Januari 2013

CANANG sebagai Wujud Bhakti Persembahan

Di Kalangan Masyarakat Hindu di Bali serta di daerah daerah penyebarannya istilah Canang bukanlah istilah yang asing lagi. Tetapi bagi mereka yang belum memahami canang itu sendiri lebih-lebih bagi pemeluk non Hindu istilah canang sangat asing. Bila tidak dipahami mungkin akan disalah persepsikan bisa juga akan disalahgunakan. Pada postingan ini Admin ingin berbagi pengetahwan terkait dengan canang.

 Kata Canang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti "sirih". Para orang tua biasanya suka makan daun sirih. Ketika menerima tamu juga daun sirih sering disajikan. Tamu kehormatan jaman dulu juga disuguhi daun sirih.Kebiasaan seperti itu masih tetap terpelihara di daerah daerah yang masih kental adat tradisi dan budayanya. Mengamati kebiasaan itu makan daun sirih terdiri dari 'selembar daun sirih, secongkel buah palm, sedikit gambir, pamor, dan ditambah tembakau. Ternyata manfaat dari kebiasaan makan daun sirih gigi para orang tua lebih kuat hanya saja warnanya kelihatan agak coklat kemerahan. Dalam menyuguhkannya dipakai kata mecanang, seperti "silakan mecanang" rarisang mecanang" yang artinya silakan makan daun sirih. Kebiasaan tersebut dilakukan ketika menerima tamu kita sesama umat manusia, lalu ketika kita menerima kehadiran Tuhan Yang Maha Esa bagaimana tatacaranya???

 Menerima tamu kehormatan lebih lebih Tuhan Yang Maha Esa ada di dekat kita tentunya tidak sama.Yang sama terletak pada keiklasan melayani, menerima. Ketika Hindu menerima, melayani, atau juga memohon kehadiran Beliau dekat dengan kita ciptaanya, telah dibicarakan dalam Bhagawadgita berikut: patram puspam phalam toyam yo mebhaktya prayacchati, tad aham bhakty - upartham asnami prayatatmanah " siapaun yang dengan sujud bhakti kepada-KU mempersembahkan sehelai daun,sekuntum bunga, sebiji buah buahan, seteguk air, AKU terima sebagai bhakti persembahan dari orang yang berhati suci. Bhagawadgita IX.26

 Nah untuk persembahan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa harus memenuhi unsur unsur tersebut dalam Bhagawadgita. Jadi bila kita membicarakan canang tidak terlepas dari daun sirih.

 Unsur unsur dalam Canang di Bali
  1. Cemper  (alas) terbuat dari daun kelapa muda (janur) berbentuk segiempat atau lingkaran.
  2. Daun (plawa) yang dipakai seperti daun Kayumas.
  3. Porosan terbuat dari daun kelapa muda, daun sirih, kapur, pinang,
  4. Bunga,
  5. Sampian (jejahitan) terbuat dari daun kelapa muda.
  6. Kembang rampai terbuat dari daun pandan arum yang diiris tipis tipis,
Susunan Canang persembahan yang paling sederhana terdiri dari unsur unsur tersebut diatas, hanya ketika merangkai dibentuk dalam bentuk bentuk yang berbeda sehingga mempunyai nama penggunaan yang bebeda pula.Dan tidak ditinggalkan ketika menghaturkanya dilengkapi dengan air dan dupa. Pada jaman terdahulu di atas canang dilengkapi juga dengan uang kepeng bolong minimal 1 biji, perkembangan selanjutnya berlaku juga uang logam biasa atau uang kertas. Nilai nominal sangat bervariasi sesuai iklasnya sang bakta..

Jenis jenis Canang:
Dari penjelajahan serta sumber sumber yang tersedia maka ada banyak jenis canang sebagai sarana persembahan sebagai ungkapan wujud bhakti kehadapan Hyang Widhi. Yang mana masing masing canang mempunyai intisari komunikasi antara Hyang Widhi dengan Penyembahnya.
1. Canang Genten
( Metaled antuk cemper/ceper,wiadin merupa kadi reringgitan, tetaledane kasusunin antuk plawa, porosan antuk sedah medaging apuh, lan jambe metegul antuk talin porosan, susunin wadah lengissekarlan pandan harum, tur kasusun sekar manut pengiderannyane, Suksmannyane penunggalan kayun suci jagi parek ring Hyang Widhi minakadi Brahma, Wisnu lan Iswara,punika sranane ,jambe apuh lan sirih )
Alasnya dr ituk2/taledan/cemper diatasnya letakkan plawa, porosan, uras sari/wadah lengis, bunga (utara hitam/ungu, timur putih, selatan merah, barat kuning) di tengahnya rampe kemudian boreh miik.
 
  2. Canang Sari
( Taled medaging plawamiwah porosan ,baduwur talednyane medaging sampyan sari ( urassari/ wadah lengis),beras kuning sesantun,minyak wangilan kasusunin antuk sekar manut pangideran. Suksman nyane sain kasucian kayun bhakti ring Hyang Widi Tunggal,napkala ngaskara kahiwangan kahiwangan)

Alasnya taledan/cemper diatasnya plawa, porosan, tebu, kekiping, pisang emas, 3 bh celemik masing2 berisi burat wangi (akar wangi, beras, kunir, air cendana ditumbuk halus), lenga wangi dan beras kuning lalu uras sari berisi bunga n rampe, boreh miik, uang  kepeng sebagai sesari. 
   
 3.  Canang Gantal
( Masaih ring canang genten,maweweh lekesan kekalih,matusuk antuk semat, wyadin metegul antuk talin porodan,duur porosan medaging wadah lengis )
Pada dasarnya sama seperti canang Genten, hanya pada porosannya diganti dengan 2 lekesan, ada memakai 5,7,9,11 dengan digulung masing-masing kemudian ditusuk diikat dengan tali porosan. Digunakan pada semua upacara (Panca Yadnya).

4. Canang Tubungan
(Pateh sekadi canang genten ,nanging porosanne antuk sedah/sirih tubungan,muncuk lekesane metampak dara mategul antuk talin porosan,duwur porosane susunin wadah lengis lan sekar.)

5. Canang Pengerawos
(Pateh sekadi canang genten ,nanging medaging kojong papat(4), sowang sowang medaging apuh,medaging taled,susunin antuk tangkih kekalih,sowang sowang medaging minyak wangi lan bija)

6.  Canang Lengewangi (buratwangi)
 ( Campuran minyak kelapa ring iadeng,miyik miyikan minyak ireng,campurin malem lan menyan, minyak putih buratwangi, campurin kelapa ring akah cendana,menyan majegau ,sranane minakadi menyan  majegaulan cendana mateges Sang Tri Purusa)


 Beberapa canang yang lain dimana susunanya lebih komplek, dibuatnya ketika hari raya tertentu, namun RO-Q belum membahas secara mendetail dan akan diuraikan pada postingan2 berikutnya. seperti :
Canang Pengeresikan
Canang Nyahnyah Gringsing
Canang Payas 
Canang Ajuman Canang Rayunan
Canang Pebersihan
Canang Brekat
Canang Saji
Canang Pemendak
Canang Tajuh
Canang Yasa
Canang Rebong
Canang Saraswati.

Di antara canang yang telah disebutkan sebagai sarana persembahyangan setiap hari tanpa menghitung hari diambil Canang Genten, atau Canang Sari atau juga Canang Buratwangi. Bila tidak tersedianya sarana tersebut ,Puja Mantram Gayatri atau Puja Mantram Trisandya.

Nah Demikian sekilas Uraian Canang dari Bali, bila pembaca yang budiman punya pendapat silakan masukan pada komentar. RO-Q tunggu.


           

Minggu, 20 Januari 2013

TUMPEK LANDEP,Jatuh pada Sabtu Keliwon wuku Landep

Tuhan Yang Maha Esa dalam kekuasaan beliau sebagai penguasa Makhlukatau khewan,Hindu memuja beliau dengan sebutan Sanghyang Pasupati. Pasupati berasal dari kata " pasu " yang artinya makhluk/khewan sedang "pati" artinya raja. sehingga Pasupati berarti Raja Penguasa Mahkluk. Lebih spesifik lagi Tuhan sebagai penguasa khewan disebut sebagai Sanghyang Rare Angon, Sedang sebagai penguasa manusia beliau disebut sebagai Sanghyang Guru. Sanghyang Pasupati adalah penguasa Makhluk, yang memberi kejayaan, ketajaman, pikiran, pengetahwan semua makhluk. Pengetahwan yang telah beliau anugerahkan kepada setiap makhluk menjadi jaya tajam sehingga bermanafaat untuk mempertahankan hidup adalah bersumber dari beliau Sanghyang Pasupati Tuhan Yang Maha Esa.

 Atas anugerah tersebut maka Hindu pada Tumpek Landep Sabtu Keliwon wuku Landep memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan sebutan Sangyang Pasupati. Pengertian tersebut meluas terhadap peralatan yang turut memperlancar kehidupan manusia di Bali turut mendapat perhatian seperti keris, tomak, terutama alat alat yang terbuat dari besi, baja. Peralatan modern seperti mobil, komputer, dan sejenisnya juga tidak ketinggalan. Perhatian yang diberi berupa dibuatakan upacara. Sebagai puja dan pujian atas kejataman kejayaan pengetahwan tercipta peralatan yang sangat membantu kehidupan manusia. Apapun upacara puja dan pujian ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa Sanghyang Pasupati sebagai pemberi kejayaan ketajaman.

 Demikian beliau dipuja menuntun pikiran manusia ke arah kejayaan keberhasilan. Di Bali di rayakan dengan membuat upacara ditempat penyimpanan senjata sebagai Saghyang Pasupati, Di Merajan sebagi Sanghyang Guru, sementara sebagai penguasa khewan di puja saat Tumpek Uye, dan sebagai Penguasa tumbuh tumbuhan di puja saat Tumpek Wariga. Demikian kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa senantiasa di puja.

Dengan perayaan peringatan Tumpek Landep pula bahwa setiap mahluk wajib mempertajam, mengasah selalu pengetahwan sejalan pengetahwan yang terus berkembang hingga tidak tak terbatas. Tajam pengetahwan lebih mendekat kepada Hyang Widhi, memohon ketajaman kejayaan kepada Hyang Pasupati. Tentunya diikuti dengan usaha belajar dan belajar.

Serangkaian upacara Tumpek Landep ada beberapa sarana banten yang bisa dibuat seperti:
  1. Untuk stana di pujanya Hyang Pasupati: sesayut pasupati 1, sesayut jayeng perang 1,sesayut kusuma yudha 1,suci daksina,reresik, peras ajuman dan canang wangi.
  2. Ada pula yang dengan membuat peras penyeneng,sesayut pengambean.
  3. Sebagai penyucian atau pembersihan senjata serta peralatan dibuatkan byakala dan prayascita.
Untuk di Sanggah Pamrajan dibuat tumpeng putih kuning, dilengkapi pula dengan daksina dan pesucian/pebersih.

Bila keterbatasan sarana dan prasarana seperti disebutkan maka besar atau kecil, meriah atau sederhana upacara hendaknya atas dasar bhakti dan iklas kepada Hyang Widhi, sesuai pedoman Bhagawadgita sloka IX.26.

Terima kasih telah membaca . Mau dikomentar silakan aja!


Selasa, 15 Januari 2013

CARA MEMBUAT SUB MENU PADA MENU UTAMA DI BLOGSPOT


 Salam Sukses

Sekarang banyak sekali informasi tentang cara menambah / membuat sub menu untuk menu utama di internet. Kita bisa dengan mudah mencari informasi tersebut hanya dengan mengetikkan kata tertentu sesuai maksud yang diinginkan pada salah satu mesin pencari (search engine) seperti google.com , maka akan tertera informasi yang kita inginkan.


Berdasarkan pengalaman saya, dari beberapa informasi yang kita maksud, terkadang kurang jelas cara atau langkah-langkah yang mesti dilakukan. Apalagi seperti saya yang masih awam dengan pengetahuan tentang blogger ini. 



Karena itu, saya akan membagi pengalaman saya tentang suatu informasi yaitu cara membuat sub menu pada menu utama di blogspot”.
Sebelumnya, saya sangat berterima kasih kepada Mas Ahmad Rifai (http://blog.ahmadrifai.net/2012/03/membuat-menu-serta-sub-menu-tanpa.html) walaupun kita belum saling mengenal satu sama lain.


Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan :
  1. Klik Menu Desain 
  1. Pilih Menu Template lalu pilih menu Edit HTML 
  1. Pilih/klik menu Lanjutkan
  1. Pilih/klik menu Expand Template Widget
5.      <div class='main-outer'>atau
<div id='main-wrapper'>atau <div id='main'>
 Cari scrift berikut :



Agar lebih mudah, klik saja F3 pada keyboard lalu pilh salah satu scrift diatas. Berdasarkan pengalaman saya setelah membolak balik informasi di www.google.com maka yang cocok adalah :
div class='main-outer'>
Bisa jadi beda dengan template yang lain…

Setelah dapat, copas scrift berikut tepat diatas scrift yang dicari tadi : 

<style>
/* -- Menu Horizontal + Sub Menu-- */
#cat-nav {background:#156994;margin:0 15px;padding:0;height:35px;}
#cat-nav a { color:#eee; text-decoration:none; text-shadow: #033148 0px 1px 0px;border-right:1px solid #156994;}
#cat-nav a:hover { color:#fff; }
#cat-nav li:hover { background:#000; }
#cat-nav a span { font-family:Verdana, Geneva, sans-serif; font-size:11px; font-style:normal; font-weight:400; color:#fff; text-shadow:none;}
#cat-nav .nav-description { display:block; }
#cat-nav a:hover span { color:#fff; }
#secnav, #secnav ul { position:relative; z-index:100; margin:0; padding:0; list-style:none; line-height:1; background:#0d5e88; }
#secnav a { font-family:Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-style:italic; font-weight:700; font-size:14px; display:block; z-index:100; padding:0 15px; line-height:35px; text-decoration:none;}
#secnav li { float:left; width: auto; height:35px;}
#secnav li ul  { position: absolute; left: -999em; width: 200px; top:35px}
#secnav li ul li  { height:30px; border-top:1px solid #fff; }
#secnav li ul li a  { font-family:Verdana, Geneva, sans-serif; width:180px; line-height:30px; padding:0 10px; font-size:11px; font-style:normal; font-weight:400; color:#eee; }
#secnav li ul ul  { margin: -30px 0 0 180px; }
#secnav li:hover ul ul, #secnav li:hover ul ul ul, #secnav li.sfhover ul ul, #secnav li.sfhover ul ul ul { left:-999em; }
#secnav li:hover ul, #secnav li li:hover ul, #secnav li li li:hover ul, #secnav li.sfhover ul, #secnav li li.sfhover ul, #secnav li li li.sfhover ul { left: auto; }
#secnav li:hover,#secnav li.hover  { position:static; }
#cat-nav #secnav {width:100%;margin:0 auto;}
</style>
<div id='cat-nav'>
<ul class='fl' id='secnav'>
<li><a href='#'>menu</a></li>
<li><a href='# '>menu</a></li>
<li><a href='# '>menu</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>sub menu</a></li>
<li><a href='#'>sub menu</a></li>
<li><a href='#'>sub menu</a></li>
<li><a href='#i'>sub menu</a></li>
<li><a href='#'>sub menu</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>menu</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>sub menu</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>menu</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>sub menu</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>menu</a></li>
<li><a href='#'>menu</a></li>
<li><a href='#'>menu</a></li>
</ul>
</div>


PENJELASAN :berhasil nengah
    • Ganti tanda # (warna biru) dengan link/url yang anda inginkan. Bisa jadi link posting atau label (katagori) yang ada pada blog anda.
    • Ganti Tulisan warna biru dengan menu dan sub menu yang anda inginkan.
    • Setiap sub menu bisa ditambah atau dikurangkan sesuai keinginan. 

7. Setelah itu klik Pratinjau dulu untuk memastikan scrift sudah benar . Lalu simpanlah/save. Dan tutup edit HTML tersebut.

Saran : back up dulu template anda sebelum merubah/menambah scrift diatas, agar bisa dimanfaatkan kembali jika ada masalah dengan penambahan srcritf diatas.

8. Untuk menghilangkan tampilan tampilan dabel dengan Laman Utama, 

Maka ikutilah saran berikut :
·         Masuk ke Menu Laman 
·         Lalu pilih tampilan halaman dengan memilih "jangan tampilkan"
·         Simpan setelan, maka laman utama akan tampil sendiri sesuai dengan scrift yang kita ketikkan tadi.
Blog sudah bisa dipublikasikan...

Semoga sharing yang saya buat ini bisa bermanfaat dan menambah khazanah pengetahuan kita semua.