Jumat, 15 Februari 2013

Sembahyang Hindu


 Sebagai salah satu bentuk dari penyerahan diri tunduk taat patuh (penyerahan diri total) Umat manusia kepada kekuasaan yang maha tinggi,yang maha segalanya adalah Sembahyang. Istilah kata sembahyang dipakai oleh umat Hindu sebagai langkah upaya pendekatan diri kepada Penciptanya.Sembahyang secara umum tidak memiliki satu makna sebatas penyerahan diri. Sembahyang memiliki makna yang sangat luas. Sembahyang juga merupakan sebagai bentuk pengakuan penyampaian pujian, ungkapan hormat, sedalam dalamnya dan setulus tulusnya.Kata sembahyang sendiri berasal dari kata Sembah dan Hyang. Artinya sembah kepada Hyang atau menyembah Hyang. kegiatan itulah disebut Sembahyang. Hyang dimaksud adalah Hyang segala galanya, seperti Hyang Widi,Hyang Maha Esa, Hyang Pencipta dan seterusnya. Begitulah HYANG yang tidak tak terbatas hingga sebutan beliau tidak tak terbatas.

Tata Cara Sembah Hyang
    menurut kitab Atharwa Weda XI.1.1, unsur iman atau sradha dalam agama hindu meliputi : Satya, Rta, Tapa, Diksa, Brahma dan Yadnya.

    didalam Reg Weda IX. 113-4 menjelaskan bahwa hidup yang benar merupakan persiapan untuk melakukan persembahyangan. yang diartikan hidup yang benar adalah:

    1. Suci Lahiriah,
    2. Suci Batiniah, dan
    3. Suci Laksana (hidup).
    di dalam Yayur Weda 19.30 terdapat juga uraian yang menjelaskan tahap - tahap tingkatan pencapaian realisasi dalam bakti. adapun tahapan itu diantaranya:

    1. Wrata (brata),
    2. Diksa,
    3. Daksina,
    4. Sraddha, dan
    5. Satya
    dalam rumusannya dikatakan bahwa
    "dengan BRATA orang akan mencapai tingkat DIKSA (orang suci). bila orang hidup dalam kesucian (diksa) maka ia akan memperoleh DAKSINA (rahmat) atau pahala. dengan pahala yang diperoleh ia akan mencapai SRADDHA (peningkatan iman) atau yakin, dan atas dasar keyakinan itulah ia dapat mencapai SATYA atau Tuhan".
    Ketika bersembahyang tidak meminta sesuatu kepada-Nya, selain mengucapkan doa-doa seperti tersebut di atas. Perhatikanlah makna Kekawin Arjuna Wiwaha sebagai berikut:
    "Hana Mara Janma Tan Papihutang Brata Yoga Tapa Samadi Angetekul Aminta Wirya Suka Ning Widhi Sahasaika, Binalikaken Purih Nika Lewih Tinemuniya Lara, Sinakitaning Rajah Tamah Inandehaning Prihati".
    Artinya:
    Adalah orang yang tidak pernah melaksanakan brata tapa yoga samadi, dengan lancang ia memohon kesenangan kepada Widhi (dengan memaksa) maka ditolaklah harapannya itu sehingga akhirnya ia menemui penderitaan dan kesedihan, disakiti oleh sifat-sifat rajah (angkara murka/ ambisius) dan tamah (malas dan loba), ditindih oleh rasa sakit hati.

    Sembahyang dimanapun tempatnya, HYANG  adalah tujuanya,sebagai ciri khusus sembahyang yang  adalah dengan mengawali melantunkan bait Gayatri Matram atau Puja Matram Trisandya. Kemudian dilanjutkan dengan panca sembah.

    Apabila sembahyang dilaksanakan secara berkelompok hendaknya dipinpin oleh seorang yang dapat ditunjuk. Atau dipinpin oleh seorang pemangku.

    Tata Laksana Sembah Hyang



    Senin, 04 Februari 2013

    Piodalan piodalan Di Pura Desa Adat Metra,Yangapi,Tembuku,Bangli

    1. Pura Dalem Agung, Desa Adat Metra jatuh pada Anggarakasih (selasa) Kliwon Kulantir. Pada Tahun 2013 jatuh pada tanggal 5 February 2013.
    2. Pura Puseh Bale Agung Sari Sakti Peninjoan,Desa Adat Metra, jatuh pada Anggarakasih (selasa) kliwon Medangsia.Tahun 2013 pada tanggal 16 April 2013. Pura ini terletak di hulu Desa Pekraman Adat Metra dan berdampingan dengan Pura Penataran Desa Adat Metra. Sering juga warga adat Metra menyebutnya dengan Pura Kanginan. Pura ini merupakan Pura Khayangan jagat dibangun untuk semua umat Hindu. Keberadaan pura ini tertuang di dalam prekempe (prasasti) Desa Adat Metra. Pura ini memiliki 12 pura pengrampen yang semuanya berada di wilayah Desa Adat Metra. Bila piodalan semua prelingga dari pura pura di wilayah desa adat distanakan (ketur turun kabeh) di pura ini. Arca prelingga dari beberapa Desa di luar dari desa adat metra juga turun kabeh ke pura ini, seperti dari Desa Adat Pekraman Gancan Desa Bebalang Bangli, Desa Adat Pekraman Kedui Desa Tembuku, Desa Adat Pekraman Yangapi Desa Yangapi. Pada Upacara tertentu Arca Prelingga dari pura Desa Pekraman Pengotan Desa Pengotan Kintamani,juga Desa Pekraman Pengiyangan juga ketur ke pura ini.
    3. Pura Penataran (Pura Kawan), Desa Adat Metra,
    4. Pura Puseh Bujangga, Desa adat Metra,
    5. Pura Puseh Meduwe Karang, Di Br.pekraman Metra Kaja. Pura ini terletak agak ke dalam di di antara lingkungan Br. Metra Kaja dan Br. Kalanganyar yang merupakan pura pengrampen dari Pura Puseh Bale Agung Sari Sakti Peninjauan. Piodalanya jatuh pada Hari Sabtu Keliwon wuku Wariga. Keunikan di pura ini yaitu bila musim panen tiba berbagai hasil bumi seperti jagung, padi, buah coklat, durian dan lain lain dipersembahkan di pura ini tanpa diolah terlebih dahulu( natural). Hal tersebut di maksudkan selain sebagai ungkapan syukur juga untuk mempertahankan panen agar tetap terhindar dari gangguan hama.
    6. Pura Puser Tasik, di Br. Pekraman Metra Kaja
    7. Pura Puseh Kayu Tulak,di Br.Pekraman Tingas, Desa Adat Metra,
    8. Pura Puseh Kubusuih,di Br.Pakraman Kubusuih ,Desa Adat Metra,
    9. Pura Puseh Manik Gni, di Br. Pakraman Bukti.
    10. Pura Ibu, di Br.pakraman Metra Tengah.
    11. Pura Melanting, di Br.Pakraman Metra Tengah,
    12. Pura Batu Madeg, di Br. Pekraman Metra Kelod
    13. Pura Tugu Lawang, di Br,Pakraman Metra Kelod
    14. Pura Puseh Mudering Jagat, di Br,Pekraman Metra Kelod.
    15. Pura Dalem Pingit, di Br, pekraman Yangapi (sangkanaji)
    Pura pura lain yang diempon oleh Br.Pekraman seperti:
    1. Pura Puseh Bengang, di Br. pekraman Penaga
    2. Pura Dalem Bengang, di Br,pekraman Penaga
    3. Pura Dukuh Penaga, di Br,pekraman Penaga
    4. Pura Puseh Karangsuung, di Br Pekraman Sidaparna
    5. Pura Dalem Karangsuung, di Br, Sidaparna
    6. Pura Dukuh Sidaparna
    7. Pura Taman Sari Sidaparna
    8. Pura Bukit Kalanganyar, di Br, Pekraman Kalanganyar.  Pura ini terletak di belahan timur Desa pekraman Adat Metra tepatnya di banjar pekraman Kalangayar. posisinyan agak kedalam sekitar 500 meter dari jalan utama Br, Kalangayar. Namun demikian jalan yang cukup bagus menghubungkan ke pura tersebut, dan merupakan jalan penghubung dengan Br. Puraja Desa Peninjauan. Piodalan di Pura ini jatuh pada Hari Rabu (Buda kliwon Gumbreg). Pura ini khusus diempon oleh warga yang terdaftar di Br. Pekraman Kalangayar.
    9. Pura Sukajiwa, di Sukajiwa Br,pekraman Kalanganyar
    10. Pura Tirta, di Br,pekraman Metra Kelod

    Pura Ratu Pasek, Pura Pedharman Pasek Kayuselem

    1.  Pura Ratu Pasek.
    Pura ini terletak di sebelah timur Pura Penataran Agung. Ketika hendak sembahyang ke Pura Penataran Agung Besakih,bagi warga pasek terlebih dahulu melaksanakan persembahyangan di Pura Ratu Pasek. Di dalam pura ini terdapat beberapa buah bangunan pelinggih, stana pemujaan yaitu :
    •  Meru Tumpang 7 ( atap bertingkat 7 ),ditujukan sebagai stana parhyangan Mpu Semeru. Beliau merupakan salah satu Putra dari (sugra pakulun) Bhatara Hyang Gnijaya yang berstana di Pura Lempuyang Luhur. Sementara saudara beliau yang lain seperti Mpu Ganha di Dasar Buana Gelgel. Mpu Gnijaya di Lempuyang Madya, Mpu Kuturan di Silayukti.sedangkan Mpu Beradah di Jawa ( Pura Tanjung Sari.).
    • Meru Tumpang 3 ( atap tingkat 3 ) ,ditujukan sebagai parhyangan pesimpangan Mpu Gnijaya ( beliau yang berstana di Lempuyang Madya).
    Piodalan atau puja wali di pura ini dilaksanakan setiap hari Purnamaning sasih Kawulu.Melihat dari bangunan meru yang dibangun, pura ini merupakan atau menjadi penyungsungan keturunan Mpu Semeru dan Mpu Gnijaya.
          
           2 . Pura Pedharman Pasek Kayuselem.

    Mengenai letak dari Pura Pedharman Pasek Kayuselem, yang merupakan putra dharma dari Mpu Semeru dari sumber sumber yang ada belum ada yang menyebutkan. akan tetapi beberapa pelinggih yang ditujukan sebagai stana Mpu Kamareka yang merupakan cikal bakal Pasek Kayuselem telah dibangun di areal Pura Besakih, seperti di sebelah utara Pura Penataran ada bangunan pelinggih untuk Kayuselem. Bangunan ini berjejer menghadap ke utara. Bila bersembahyang, maka pemedek akan menghadap ke arah selatan.

    Di Pura Batu Madeg yang letaknya agak ke barat laut dari Pura Penataran Agung Basakih, juga di bangun pelinngih Meru Tumpang ( tingkat ) 11 selain ditujukan sebagai stana Hyang Wisnu beberapa Meru Tumpang 11 lainya ditujukan sebagai stana Arya Penatih, Arya Kaweruhan, Kayuselem, Arya Pasek Berjo, Warga Pulesari, Dukuh Suladri, Arya Tangkas, Arya Gaduh dan Arya Tirtha Arum.

    Bagi Warga Pasek Kayuselem yang akan sembahyang bakti kepada leluhur di pura Besakih dapat menghaturkan sembah bakti di salah satu bangunan pelinggih tersebut. Bila sujud kepada leluhur ditujukan kepada Aji (Ayah yang mendharma putra Ida Mpu Kamareka) yaitu Mpu Semeru, sujud bhakti di Pura Ratu Pasek. Bila kepada Mpu Kamareka semestinya beliau di stanakan atau dibuatkan Parhyangan sebagai pesimpangan beliau di areal Pura Ratu Pasek. Dengan melihat dari silsilah bahwa Mpu Kamareka adalah putra darma dari Mpu Semeru.