Tampilkan postingan dengan label Kayuselem. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kayuselem. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Desember 2012

SALAH KAWITAN

Mengurai asal kata Kawitan yang berasal dari kata wit” yang berarti asal, pada penulisan ini ada sebuah kata yang sering kita dengar diantara masyarakat kita yaitu  SALAH KAWITAN. Yang di maksud dengan salah kawitan disini yaitu sekelompok individu atau individu yang berasal dari golongan/soroh keluarga tertentu yang mulanya mengakui dirinya golongan/soroh tertentu lalu pindah/berubah mengakui dirinya golongan/soroh tertentu lain. Sebagai contoh awalnya mengaku warga pasek Gelgel kemudian pindah menjadi Warga Pasek Kayuselem atau yang lainnya.
Ada banyak alasan yang melatarbelakangi perpindahan tersebut.
  1. Menganggap sebuah soroh adalah derajat atau level lebih tinggi dari sebelumnya.
  2. Hasil dari mepeluas, nunas bawos, beras jinah /baas pipis, bahwa kawitannya bukan yang saat ini.
       3.    Mengharapkan rejeki lebih besar, atau lepas dari musibah malapetaka, 
        masalah2 kehidupan material.
Alasan alasan seperti itu cukup masuk akal. Sebagai umat manusia wajib berusaha untuk memperbaiki kehidupannya. Lalu apakah benar dengan pindah kawitan derajat kita meningkat????   Apa ya kawitan kita yang sekarang salah????? Lalu apa benar juga dengan pindah kawitan rejeki kita menjadi lebih besar bebas dari masalah masalah duniawi????  Pada beberapa kasus bisa jadi iya. Hal itu dapat diiyakan karena setelah pindah kawitan dirinya sudah merasa derajatnya lebih tinggi. Kemudian kehidupan keluarganya berangsur angsur membaik, rejeki lancar, jarang kena musibah.Sanak keluaraganya yang awalnya sakit menjadi sembuh.
Apa yang yerjadi sesungguhnnya di balik itu semua?????? Pindah kawitan tidaklah mudah semudah membalikan telapak tangan. Ada konsekwensi resiko yang siap harus ditanggung. Baik atau Buruk. Menjadi lebih baik atau sebaliknya. Pada umumnya mereka yang melakuakan itu adalah upaya mencoba.Jika berubah kearah lebih baik dianggap benar tetapi bila tidak ada perubahan atau malah lebih buruk dianggap salah tidak tepat. Maka akan kembali kepada kawitanya yang semula. Kehidupan kan tidak konstan, selalu ada perubahan, diibaratkan seperti roda berputar. Pada saat kita telah pindah kehidupan kita rasa lebih baik lalu kemudian kita kembali mengalami kemunduran setelah selang waktu lalu apa kita akan pindah kawitan lagi lalu katakan salah kawitan????
Mengenal lelintih kawitan merupakan sikap yang mulia sebagai sikap hormat kepada leluhur. Bagaimana perjalanan beliau hingga sampai disuatu tempat. Bila kita tahu tempat dimana Leluhur distanakan ketika adanya pujawali berkesempatan tangkil menyampaikan rasa hormat dan bakti kita.Bagaimana perjuangan beliau semasa hidupnya. Lebih lebih leluhur yang telah berjasa semasa hidupnya, sehingga bisa menjadi suritauladan bagi keturunannya. Mereka yang beruntung bisa mengenal lelintih leluhurnya secara lengkap. Tetapi mereka yang kurang beruntung mungkin ada yang tidak mengenalnya sama sekali.
Sesungguhnya bila kita bisa meyakini kalau leluhur kita adalah sama yaitu satu kawitan Tuhan Yang Maha Esa tentu tidak ada istilah salah kawitan sehinnga pindah ke kawitan lain. Tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi diantara sesama ciptaan. Tuhan asal mula semuanya. Dimanapun yang dipuja hanya Tuhan Yang Maha Esa. Kecuali yang di puja lain dari itu. Yang  memuja hantu, roh, atau setan dapat disebut salah kawitan.




Sabtu, 22 Desember 2012

YANG MANAKAH PURA KAWITAN WARGA PASEK KAYUSELEM


Kayuselem nama atau sebutan yang sudah tidak asing dikalangan umat Hindu di Bali. Sebutan atau istilah seperti Warga Kayuselem,Pasek Kayuselem, atau Warga Pasek Kayuselem atau sebutan sebutan yang lain ditempatkan di depan atau di belakang kata Kayuselem sangat berkembang di Bali.Karena begitu banyak istilah atau sebutan yang berkembang hingga timbul pertanyaan. Yang Manakah yang Benar???? Meskipun begitu RO-Q belum membahas hal tersebut. Ada Hal yang lebih dari itu yang mesti di ketahwi oleh warga masyarakat yang memiliki kerterkaitan dengan Kayuselem.

Banjar Kayu Selem merupakan salah satu desa dari Desa Songan yang terletak jauh di balik pegunungan bukit songan, antara desa songan dan Desa Kayu Selem di hubungkan oleh satu jalan yang medanya sangat terjal kemiringan jalanya hampir mencapai 45 derajat sehingga sangat berbahaya jika  di tempuh dengan kendaraan. Namun bagi masyarakat Desa Kayuselem  itu merupakan  satu satunya akses jalan  menuju banjar desa  tesebut mau tidak mau harus di tempuh dengan keberanian dimana harus menanggung resiko yang sangat terjal dan mengadu nyali untuk menuju daerah tersebut.
Kenyataan tersebut tidak hanya dialami oleh warga masyarakat Desa Kayuselem yang betempat tinggal di desa tersebut.Tetapi juga Warga masyarakat Hindu di Bali terutama yang memiliki keterkaitan dengan Kayuselem.

Di daerah tersebut berdiri bangunan pura yang diberi nama Pura Kawitan Warga Pasek Kayuselem, pura pemujaan khusus bagi warga Pasek Kayuselem. Disamping kirinya juga berdiri bangunan pura,konon merupakan pura pemujaan Umum bagi seluruh umat hindu..  Pura pura dengan mengambil nama Kayuselem tidak hanya kita temukan di daerah tersebut. Di beberapa tempat juga ada bangunan pura yang mengambil nama Kayuselem.

Sebelum kita lebih mendalam kita amati sejenak dengan sebutan Pasek Kubakal, nah kalau kita lihat Pasek Kubabal cikalbakalnya dimulai dari sebuah tempat yang bernama Kubakal. Ada juga sebutan Pasek Gelgel. Telusur demi telusur cikalbakalnya mulai dari tempat yang bernama Gelgel.Atau sebutan sebutan yang lain lebih banyak diambil dari nama tempat.
Dari pengamatan yang cukup sederhana RO-Q mengambil suatu kesimpulan bahwa sebutan yang memiliki keterkaitan dengan Kayuselem tentu memiliki hubungan dekat dengan Tempat yang namanya Kayuselem.Sebagai Preti sentana Pasek Kayuselem mungkinkah masih ada yang menanyakan dimana  Pura Kawitan Pasek Kayuselem??? Dari pengamatan itu semoga merupakan anugerah dari Bhatara Lelangit Kayuselem.

Minggu, 16 Desember 2012

PURA KAWITAN WARGA KAYUSELEM DAN POHON BERINGIN


Sebagai Warga Kayuselem adalah sewajibnya mengetahwi keberadaan tempat ibadah,dimana tempat untuk lebih mendekatkan diri kepada penciptanya.Adalah suatu kebahagiaan dan kebanggaan,dimanapun kita berada saat ini bisa datang untuk menyampaikan rasa hormat,sujud,dan juga bakti.Walaupun kita tahu jalan dharma ada empat jalan yang kita bisa tempuh yang kita kenal dengan Catur Marga Yoga.Salah satunya yaitu Bhakti Marga Yoga.
Menuruni jalan di Penelokan-Kintamani menuju tepian Danau Batur hingga sampai di desa Songan,kemudian menaiki perbukitan hingga sampailah kita di tempat dimana terpasang dengan jelas PURA KAWITAN WARGA KAYUSELEM.Pura tersebutlah yang mendapat pengakuan  sebagai Pura Kawitan Warga Kayuselem oleh Pemeintah Kabupaten Bangli,yang diresmikan tanggal 30 April 1995.Kalau kita perhatiakan memasuki halaman depan pura, tampak dengan jelas pura menghadap arah terbitnya matahari.
Sebelum memasuki halaman utama mandala pura,tampak berdiri megah bangunan gelung kori diapit candi bentar menambah keagungan pura.Tampak pula kerimbunan pohon beringin yang tumbuh di halaman utama mandala pura.Tumbuh begitu rindangnya.Pohon beringin tersebut sarat dengan makna.Karena sesuai dengan bunyi dari Prasasti Babad Kayuselem (palet 53 pawos 4) bahwa pohon beringin tersebut adalah bukti atau pertanda Bhatara Lelangit telah di sunya taya dan telah berkenan melaksanakan tirta gumana.Rasanya tidak terlalu berlebih bila kita sebagai Warga Kayuselem memuliakanya.Adapun caranya adalah dengan cara cara yang tidak bertentangan dengan kitab suci ajaran Hindu yaitu Weda.
Memuliakan pohon beringin tidaklah keliru, di dalam Bhagawad gita sloka 10.26 telah tertulis jelas “assvatthah sarva vrksanam   devarsinam ca naradah     gandharvanam citrarathah   siddhanam kapilo munih”  Di antara semua pohon, Aku adalah pohon beringin. Di antara resi resi di kalangan para dewa Aku adalah Narada.Di antara Gandharva Aku adalah Citraratha,dan diantara mahluk  mahluk yang sempurna Aku adalah resi Kapila.

Demikian megahnya Anugerah yang kita terima sebagai warga Kayuselem.Hal tersebut baru hanya yang sifatnya  dilihat dengan kasat mata.
Dan bagi yang telah menerimanya janganlah lupa untuk berbagi kepada sesama keluarga besar Warga Kayuselem.Apapun Anugerah yang engkau terima.

Bagi mereka yang kurang beruntung sudah saatnya mendapat uluran tangan apapun yang bisa engkau perbuat untuk saudara-saudara kita,juga untuk Kahyangan sebagai salah satu bentuk BHAKTI.
Semoga Tuhan Yang Maha Pencipta Bhatara Kawitan melipatgandakan kejayaanmu.

Kamis, 13 Desember 2012

DATANG SAAT PUJA WALI IDA BHATARA KAWITAN

Om Swastiastu
Salam Bahagia Untuk Kita semua,semoga apa yang kita perbuat adalah yang baik.
Senang rasanya bisa menulis,membuat  sebuah postingan yang sekiranya memberi manfaat untuk kita semua.Postingan ini adalah bermaksud untuk memberi suatu gambaran akan sebuah pertanyaan yang datang kepada roQ. Sehingga nantinya akan memperdalam keyakinan kita kepada Sanghyang Widhi (OM) Tuhan Yang Maha Esa.
Pada postingan sebelumnya ada menyebutkan bahwa  kita perti sentana agar datang menghaturkan puja wali pada hari Tilem Kedasa ( sesuai dengan Bhisama.).Disisi lain  Bhagawadgita IX-25
Yanti deva vrata devam
Pitra yanti Pitr-vratah
Bhutani yanti bhutejya
yanti mad-yajino' pi mam

Orang yang menyembah dewa-dewa akan dilahirkan diantara para dewa,
Orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur,
orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah-tengah makhluk-makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku.

......menyebutkan demikian, Nah dari pembaca yang budiman timbul sebuah pertanyaan...” Mohon pencerahannya, bila dibandingkan dengan isi bhisama yang mengharuskan datang pada saat puja wali, jadi Orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur? ampura yening wenten iwang atur pada Bhagawadgita IX-25
Di Bali kegiatan upacara puja wali tidak lagi merupakan kegiatan asing bagi umat Hindu di Bali Khususnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan di setiap pura,baik pura yang disebut Sad Khayangan, Pura Desa ( Khayangan Tiga),Pura penyungsungan sebuah soroh warga atau keluarga seperti  Pura Panti,Paibon,atau pun Sanggah disebut juga Merajan.Puja Wali dilaksanakan umumnya setiap enam bulan sekali sesuai kalender Hindu Bali. Kepada siapa sesungguhnya Puja Wali itu ditujukan????? Saat kita melaksanakan Puja Wali di Pura Penyungsungan Soroh Warga.
Memaknai kita sebagai perti sentana wajib datang pada saat puja wali dapat diterangkan sebagai berikut :
1.       Puja Wali yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali sesuai dengan hari yang telah ditetapkan , merupakan saat Ida Batara Kawitan turun dari Khayangan disamping juga kita memohon kehadiran Beliau.
2.       Puja Wali adalah kesempatan hari saatnya perti sentana menyampaikan rasa hormat,bakti.Kalau diumpamakan seperti seorang anak yang tingal ditempat yang jauh sekali waktu datang menyampaikan hormat kepada orang tua bagaimanapun keadaan kita.Dengan demikian sadar atau tidak sadar kehidupan kita meningkat. Walaupun beliau telah berada di alam yang berbeda.Menghormati jasa jasa Beliu. Bertemu dengan sanak saudara mempererat tali persaudaraan.Saatnya untuk saling mendoakan kepada beliau agar mendapat tempat yang mulia dan kita didunia selalu dalam keberkahan dan selamat dimanapun berada.
3.        Bhisama yang mengharuskan datang pada saat puja wali, saat tersebut pula kesempatan preti sentana bersama sama melaksanakan pemujaan kepada Hyang Pecipta.Dari alam sunya Leluhur menghantarkan pemujaan,dan dari alam yang disebut maya ini para pemangku,sulinggih menghantarkan pemujaan,dan dari hati ketulusan buana alit menghantarkan pemujaan hanya kepada Hyang Pencipta.Dengan demikian semoga keberkahan senantiasa.
4.       Saat Puja Wali walau beliau telah dialam yang berbeda beliau masih cinta,masih memperhatikan, memberi nasihat ,memberi peringatan kepada kita umat manusia khususnya perti sentana  agar tidak pernah tergelincir dari jalan dharma, agar kita selalu ingat bakti  kepada Hyang pencipta. Ketika kita lahir yang kita tahu yang menciptakan kita adalah hanya orang tua( ayah ibu),Dari ayah ibu kita tahu yang menciptakan kita kakek nenek. Dari beliau kita tahu keberadaan kita oleh leluhur, Dari leluhur kita tahu pencipta kita adalah betara kawitan. Dari betara kawitan kita tahu asal kita. Lalu siapa betara kawitan?? Betara Kawitan adalah asal mula manusia. Asal Mula manusia tidak lain adalah Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa.Kata Kawitan berasal dari kata wit yang berarti asal.
5.       Jadi memuja Betara Kawitan adalah memuja Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa. Datang saat puja wali adalah saat bersama sama memuja Keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Demikianlah sekelumit pembahasan semoga bisa memberi sebuah gambaran sebagai pencerahan, sekiranya memberi manfaat kepada kita semua.

Rabu, 07 November 2012

BHISAMA LELANGIT WARGA KAYUSELEM


  1. Prasasti Babad Kayu Selem (palet 51 pawos 4); Kanget Akna Hayuwe lupeng Wara-warah saprapti santananta sanggwanya wkas ring dikdas desa,doh parek dadinya dating juge,naturang wali,kunang walinira kalaning Tileming Kadasa.Haywa ngimpasin wali,yan ana santanenta tan anindih aken titi gegaduhan ya dudu sentana,ngutang sesana,moga moga ya amingsor kena sodan ingsun,sugih gawe kurang pangan selampah lakunya,tan amangguh aken ayu,mentik mentik pungel mangkana kengetakna sedaya”
Penjelasan; Beritahukanlah pada seluruh keturunanmu,dimanapun mereka berada,jauh maupun dekat,agar datang menghaturkan puja walipada hari Tilem Kedasa,jangan menghindari hari itu dan jika ada keturunanmu yang tidak mematuhi petuahku,mereka bukanlah keturunanku dan menghindari kewajibanya,semoga mereka itu sengsara dan kena kutukanku,banyak kerja tidak ada hasil,segala diperbuat tidak menemukan keselamatan,akan maju kena kegagalan.ingatlah petuahku seluruh keturunanku.
  1. Prasati Babad Kayu selem  (palet 52 pawos 4) : Apan wus mentik kayu ireng araning kahyanganku Pura Kayu Selem,Mangkan riwekasan”.................(palet 53 pawos 4) : Yan ana mentik wandhirahaneng Gwa Song cihnaya manira dintho a tirtha gumana,inguni purwana,saking rikaku anasidhi maka rastu tan pgatan mu upajiwa amangguh wiryastan dintho wastu purna”
Penjelasan; Bilamana telah tumbuh pohon kayu berwarna hitam di Gwa Song berikan nama kahyanganku itu Pura Kayu Selem..............Dan bila tumbuh kayu beringin di kahyanganku di Gwa Song itu berarti manira telah disunya taya dan telah berkenan melaksanakan tirtha gumana, dari sanalah aku doakan,agar kamu semua berhasil selamat,tidak kekuranangan mata pencaharian,senantiasa dalam kelanggengan dan kesempurnaan.
  1. Menurut Pabancangah/Prasasti Lontar Bali Mule Bali Aga no.23/a Sowe :Sire Bhujangga Bali mengenaken yogha tapa dhyana semadhi ring sewewidang Tampurhyang,hana ingucap Bukit Luhur ngaran Gwa Song ring Songan , drika sire Bhujangga Bali hangwangun asrama mengenaken yogha tapa semadhi ring wiwaraning giha humarep wetan titanen hana amasa luwih sapta dinten.
Penjelasan ; Bhujangga Bali itu ( yang dimaksud Mpu Kamareka) membangun asrama dan melaksanakan yogha tapa semadhi di wilayah Tampurhyang di tempat yang agak tinggi (Bukit Luhur) yang bernama Gwa Song di Songan menghadap ke timur,sekitar lamanya satu tahun tujuh hari.
  1. Prasasti Babad Kayu Selem (palet 53 pawos 2) ; Yan angaturana wali Idha Bhatara, kenget akna angaturaken Widhi Widana luwirnya: suci asoroh sarwa selem,itik selem jambul mulus,dulurin guru piduka,pengastawa katur ring Ida Bhatara Wisnu Saha Mpu Kamareka.”
Menyimak dari kutipan tersebut di atas merupakan kewajiban kita semua Warga pasek Kayu selem untuk selalu bakti, kapan dan dimanapun kita berada.