Selasa, 22 Januari 2013

CANANG sebagai Wujud Bhakti Persembahan

Di Kalangan Masyarakat Hindu di Bali serta di daerah daerah penyebarannya istilah Canang bukanlah istilah yang asing lagi. Tetapi bagi mereka yang belum memahami canang itu sendiri lebih-lebih bagi pemeluk non Hindu istilah canang sangat asing. Bila tidak dipahami mungkin akan disalah persepsikan bisa juga akan disalahgunakan. Pada postingan ini Admin ingin berbagi pengetahwan terkait dengan canang.

 Kata Canang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti "sirih". Para orang tua biasanya suka makan daun sirih. Ketika menerima tamu juga daun sirih sering disajikan. Tamu kehormatan jaman dulu juga disuguhi daun sirih.Kebiasaan seperti itu masih tetap terpelihara di daerah daerah yang masih kental adat tradisi dan budayanya. Mengamati kebiasaan itu makan daun sirih terdiri dari 'selembar daun sirih, secongkel buah palm, sedikit gambir, pamor, dan ditambah tembakau. Ternyata manfaat dari kebiasaan makan daun sirih gigi para orang tua lebih kuat hanya saja warnanya kelihatan agak coklat kemerahan. Dalam menyuguhkannya dipakai kata mecanang, seperti "silakan mecanang" rarisang mecanang" yang artinya silakan makan daun sirih. Kebiasaan tersebut dilakukan ketika menerima tamu kita sesama umat manusia, lalu ketika kita menerima kehadiran Tuhan Yang Maha Esa bagaimana tatacaranya???

 Menerima tamu kehormatan lebih lebih Tuhan Yang Maha Esa ada di dekat kita tentunya tidak sama.Yang sama terletak pada keiklasan melayani, menerima. Ketika Hindu menerima, melayani, atau juga memohon kehadiran Beliau dekat dengan kita ciptaanya, telah dibicarakan dalam Bhagawadgita berikut: patram puspam phalam toyam yo mebhaktya prayacchati, tad aham bhakty - upartham asnami prayatatmanah " siapaun yang dengan sujud bhakti kepada-KU mempersembahkan sehelai daun,sekuntum bunga, sebiji buah buahan, seteguk air, AKU terima sebagai bhakti persembahan dari orang yang berhati suci. Bhagawadgita IX.26

 Nah untuk persembahan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa harus memenuhi unsur unsur tersebut dalam Bhagawadgita. Jadi bila kita membicarakan canang tidak terlepas dari daun sirih.

 Unsur unsur dalam Canang di Bali
  1. Cemper  (alas) terbuat dari daun kelapa muda (janur) berbentuk segiempat atau lingkaran.
  2. Daun (plawa) yang dipakai seperti daun Kayumas.
  3. Porosan terbuat dari daun kelapa muda, daun sirih, kapur, pinang,
  4. Bunga,
  5. Sampian (jejahitan) terbuat dari daun kelapa muda.
  6. Kembang rampai terbuat dari daun pandan arum yang diiris tipis tipis,
Susunan Canang persembahan yang paling sederhana terdiri dari unsur unsur tersebut diatas, hanya ketika merangkai dibentuk dalam bentuk bentuk yang berbeda sehingga mempunyai nama penggunaan yang bebeda pula.Dan tidak ditinggalkan ketika menghaturkanya dilengkapi dengan air dan dupa. Pada jaman terdahulu di atas canang dilengkapi juga dengan uang kepeng bolong minimal 1 biji, perkembangan selanjutnya berlaku juga uang logam biasa atau uang kertas. Nilai nominal sangat bervariasi sesuai iklasnya sang bakta..

Jenis jenis Canang:
Dari penjelajahan serta sumber sumber yang tersedia maka ada banyak jenis canang sebagai sarana persembahan sebagai ungkapan wujud bhakti kehadapan Hyang Widhi. Yang mana masing masing canang mempunyai intisari komunikasi antara Hyang Widhi dengan Penyembahnya.
1. Canang Genten
( Metaled antuk cemper/ceper,wiadin merupa kadi reringgitan, tetaledane kasusunin antuk plawa, porosan antuk sedah medaging apuh, lan jambe metegul antuk talin porosan, susunin wadah lengissekarlan pandan harum, tur kasusun sekar manut pengiderannyane, Suksmannyane penunggalan kayun suci jagi parek ring Hyang Widhi minakadi Brahma, Wisnu lan Iswara,punika sranane ,jambe apuh lan sirih )
Alasnya dr ituk2/taledan/cemper diatasnya letakkan plawa, porosan, uras sari/wadah lengis, bunga (utara hitam/ungu, timur putih, selatan merah, barat kuning) di tengahnya rampe kemudian boreh miik.
 
  2. Canang Sari
( Taled medaging plawamiwah porosan ,baduwur talednyane medaging sampyan sari ( urassari/ wadah lengis),beras kuning sesantun,minyak wangilan kasusunin antuk sekar manut pangideran. Suksman nyane sain kasucian kayun bhakti ring Hyang Widi Tunggal,napkala ngaskara kahiwangan kahiwangan)

Alasnya taledan/cemper diatasnya plawa, porosan, tebu, kekiping, pisang emas, 3 bh celemik masing2 berisi burat wangi (akar wangi, beras, kunir, air cendana ditumbuk halus), lenga wangi dan beras kuning lalu uras sari berisi bunga n rampe, boreh miik, uang  kepeng sebagai sesari. 
   
 3.  Canang Gantal
( Masaih ring canang genten,maweweh lekesan kekalih,matusuk antuk semat, wyadin metegul antuk talin porodan,duur porosan medaging wadah lengis )
Pada dasarnya sama seperti canang Genten, hanya pada porosannya diganti dengan 2 lekesan, ada memakai 5,7,9,11 dengan digulung masing-masing kemudian ditusuk diikat dengan tali porosan. Digunakan pada semua upacara (Panca Yadnya).

4. Canang Tubungan
(Pateh sekadi canang genten ,nanging porosanne antuk sedah/sirih tubungan,muncuk lekesane metampak dara mategul antuk talin porosan,duwur porosane susunin wadah lengis lan sekar.)

5. Canang Pengerawos
(Pateh sekadi canang genten ,nanging medaging kojong papat(4), sowang sowang medaging apuh,medaging taled,susunin antuk tangkih kekalih,sowang sowang medaging minyak wangi lan bija)

6.  Canang Lengewangi (buratwangi)
 ( Campuran minyak kelapa ring iadeng,miyik miyikan minyak ireng,campurin malem lan menyan, minyak putih buratwangi, campurin kelapa ring akah cendana,menyan majegau ,sranane minakadi menyan  majegaulan cendana mateges Sang Tri Purusa)


 Beberapa canang yang lain dimana susunanya lebih komplek, dibuatnya ketika hari raya tertentu, namun RO-Q belum membahas secara mendetail dan akan diuraikan pada postingan2 berikutnya. seperti :
Canang Pengeresikan
Canang Nyahnyah Gringsing
Canang Payas 
Canang Ajuman Canang Rayunan
Canang Pebersihan
Canang Brekat
Canang Saji
Canang Pemendak
Canang Tajuh
Canang Yasa
Canang Rebong
Canang Saraswati.

Di antara canang yang telah disebutkan sebagai sarana persembahyangan setiap hari tanpa menghitung hari diambil Canang Genten, atau Canang Sari atau juga Canang Buratwangi. Bila tidak tersedianya sarana tersebut ,Puja Mantram Gayatri atau Puja Mantram Trisandya.

Nah Demikian sekilas Uraian Canang dari Bali, bila pembaca yang budiman punya pendapat silakan masukan pada komentar. RO-Q tunggu.


           

Tidak ada komentar: