Minggu, 20 Januari 2013

TUMPEK LANDEP,Jatuh pada Sabtu Keliwon wuku Landep

Tuhan Yang Maha Esa dalam kekuasaan beliau sebagai penguasa Makhlukatau khewan,Hindu memuja beliau dengan sebutan Sanghyang Pasupati. Pasupati berasal dari kata " pasu " yang artinya makhluk/khewan sedang "pati" artinya raja. sehingga Pasupati berarti Raja Penguasa Mahkluk. Lebih spesifik lagi Tuhan sebagai penguasa khewan disebut sebagai Sanghyang Rare Angon, Sedang sebagai penguasa manusia beliau disebut sebagai Sanghyang Guru. Sanghyang Pasupati adalah penguasa Makhluk, yang memberi kejayaan, ketajaman, pikiran, pengetahwan semua makhluk. Pengetahwan yang telah beliau anugerahkan kepada setiap makhluk menjadi jaya tajam sehingga bermanafaat untuk mempertahankan hidup adalah bersumber dari beliau Sanghyang Pasupati Tuhan Yang Maha Esa.

 Atas anugerah tersebut maka Hindu pada Tumpek Landep Sabtu Keliwon wuku Landep memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan sebutan Sangyang Pasupati. Pengertian tersebut meluas terhadap peralatan yang turut memperlancar kehidupan manusia di Bali turut mendapat perhatian seperti keris, tomak, terutama alat alat yang terbuat dari besi, baja. Peralatan modern seperti mobil, komputer, dan sejenisnya juga tidak ketinggalan. Perhatian yang diberi berupa dibuatakan upacara. Sebagai puja dan pujian atas kejataman kejayaan pengetahwan tercipta peralatan yang sangat membantu kehidupan manusia. Apapun upacara puja dan pujian ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa Sanghyang Pasupati sebagai pemberi kejayaan ketajaman.

 Demikian beliau dipuja menuntun pikiran manusia ke arah kejayaan keberhasilan. Di Bali di rayakan dengan membuat upacara ditempat penyimpanan senjata sebagai Saghyang Pasupati, Di Merajan sebagi Sanghyang Guru, sementara sebagai penguasa khewan di puja saat Tumpek Uye, dan sebagai Penguasa tumbuh tumbuhan di puja saat Tumpek Wariga. Demikian kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa senantiasa di puja.

Dengan perayaan peringatan Tumpek Landep pula bahwa setiap mahluk wajib mempertajam, mengasah selalu pengetahwan sejalan pengetahwan yang terus berkembang hingga tidak tak terbatas. Tajam pengetahwan lebih mendekat kepada Hyang Widhi, memohon ketajaman kejayaan kepada Hyang Pasupati. Tentunya diikuti dengan usaha belajar dan belajar.

Serangkaian upacara Tumpek Landep ada beberapa sarana banten yang bisa dibuat seperti:
  1. Untuk stana di pujanya Hyang Pasupati: sesayut pasupati 1, sesayut jayeng perang 1,sesayut kusuma yudha 1,suci daksina,reresik, peras ajuman dan canang wangi.
  2. Ada pula yang dengan membuat peras penyeneng,sesayut pengambean.
  3. Sebagai penyucian atau pembersihan senjata serta peralatan dibuatkan byakala dan prayascita.
Untuk di Sanggah Pamrajan dibuat tumpeng putih kuning, dilengkapi pula dengan daksina dan pesucian/pebersih.

Bila keterbatasan sarana dan prasarana seperti disebutkan maka besar atau kecil, meriah atau sederhana upacara hendaknya atas dasar bhakti dan iklas kepada Hyang Widhi, sesuai pedoman Bhagawadgita sloka IX.26.

Terima kasih telah membaca . Mau dikomentar silakan aja!


Tidak ada komentar: